Laman

Akhlak Menerima Tamu

بسم الله الر حمن الر حيم
          
          Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Akhlak menerima tamu memiliki hubungan yang sangat erat dengan akhlak bertamu. Kedua hal ini adalah beda namun memiliki persamaan. Jika menerima tamu adalah cara menyambut tamu dengan menunjukkan wajah dan perilaku yang baik demi menjalankan perintah Allah. Sedangkan akhlak bertamu adalah apa apa saja yang menjadi batasan dalam berkunjung ke rumah seseorang.
Menerima tamu merupakan suatu hal sederhana namun memiliki kandungan yang luar biasa. Menerima tamu adalah sebuah anjuran yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Sebagai pengikutnya tentulah kita mengikuti kebiasaan-kebiasaan beliau.
Dalam Islam kita juga dianjurkan untuk menyambut tamu dengan berpakaian yang sopan, memberikan sambutan dengan wajah serta senyum manis, lemah lembut dan sikap yang baik meskipun penerima tamu memiliki permasalahan baik dengan tamu yang datang ataupun permasalahan lain.
Sebagai penerima tau pastinya ada kewajiban yang menyertai agar tamu yang berkunjung tidak dibuat kesal olehnya, yaitu
  • Menunjukan wajah yang manis, lemah lembut dan enak untuk dipandang.
  • Sikap yang santun, tidak menyakiti hari tamu.
  • Harus adanya jamuan atau hidangan. Apa adanya, jika tidak memiliki makanan berarti sediakan minuman.
Dalam menjamu tamu, kita sebagai penerima tamu harus mengetahui dari mana tamu datang. Jika tamu datang dari tempat yang jauh, apakah kita tega jika hanya memberi air putih?
Bentuk akhlak menerima tamu
Menurut Ibnu Malik tamu yang wajib dijamu adalah tamu yang datang sehari semalam adalah menjamu tamu dengan makanan yang istimewa dimalam pertama, dihari kedua dan tiga makanan biasa. Setelah tiga hari sudah tidak wajib menjamu namun beralih pada sunnah shadaqah.
Menurut Ibn al-Asr yang dimaksud dengan jazirah (menjamu tamu) sehari semalam adalah memberi bekal untuk perjalanan sehari semalam, dalam konteks perjalanan dipadang pasir, diperlukan bekal minimal untuk sehari semalam sampai bertemu tempat persinggahan berikutnya.
Nilai positif dari menerima tamu
Tentu jika kita melakukan sesuatu pasti ada ganjaran yang akan kita terima. Entah itu baik ataupun buruk, itu semua tergantung dengan apa yang telah kita lakukan. Tentu menerima tamu memiliki nilai positif yang terkandung didalamnya, yaitu:
  • ·        Wujud keimanan serta syukur kepada Allah SWT.
  • ·        Meningkatkan kesabaran
  • ·        Pengembangan kepribadian
  • ·        Peningkatan kemuliaan seseorang dimata tamu maupun Allah SWT. 
                Pembiasaan
Setiap muslim dianjurkan untuk memberikan sikap baik terhadap tamunya, mulai dari penyambutan hingga pemberian jamuan. Biasanya meminta maap terlebih dahulu jika jamuannya kurang memuaskan ataupun tempatnya yang kurang nyaman. Sedangkan cara membiasakannya adalah dengan Ikhlas. Hanya itu, karena jika hari kita sudah ikhlas maka kita akan melakukan dengan sepenuh hati.
                Larangan waktu berkunjung
·        Sebelum Subuh karena pada saat ini orang-orang masih mempersiapkan diri untuk mengawali hari
·        Bakdha Dzuhur karena pada saat ini orang-orang menginginkan untuk beristirahat
·        Bakdha Isha’ karena pada saat ini orang-orang menginginkan untuk mengakhiri hari.
                Privasi penerima tamu
Setiap insan manusia pasti memiliki sesuatu yang dirahasiakan. Sama halnya dengan penerima tamu, ada beberapa hal yang menjadi privasinya sehingga tamupun tidak boleh mengetahuinya bahkan hanya melihat. Seperti contoh adalah kamar. Dalam Islam mengatakan larangan untuk seseorang yang melihat kamar orang lain. Bahkan Rasul melarang anak diatas usia 7 tahun untuk sudah memisahkan ranjang terhadap orang tua. Apalagi jika kedua orang tua bekerja yang sama-sama tidak sempat untuk membersihkan tempat tidurnya.
Jika kita membandingkan hak antara tamu dan penerima tamu. Maka hak dari penerima tamu adalah lebih banyak dibandingkan hak tamu. Karena proses berlangsungnya hal itu ada pada tempat dengan kepemilikan sang penerima tamu.
Sama halnya ketika tamu baru saja datang didepan rumah. Tamu dilarang masuk jika sang penerima tamu tidak mempersilahkan masuk baik itu diruang tamu ataupun ruangan lain. Demi menjaga keamanan dan kenyamanan dikedua belah pihak.

Jika membicarakan mengenai ruangan didalam rumah, maka akan ada satu ruangan yang susah untuk hak pemakaian, yaitu kamar mandi. Kamar mandi itu susah sekali hukum penggunaannya karena itu adalah milik umum. Namun demi kepentingan bersama maka tamu harus meminta ijin terlebih dahulu kepada pemilik rumah untuk dapat menggunakan kamar mandi.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
0 Komentar untuk "Akhlak Menerima Tamu"

Back To Top